Palangka- News.co.id // Tamiang Layang – Ahmad Gajali, S.Pd.I, MM, Kepala Pelaksana BPBD Damkar Barito Timur, melalui Regina Maria, ST, MM, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Damkar Barito Timur. Pada Jumat, 16 Mei 2025, mengatakan, Bencana Banjir Tahun 2025 ini lebih lama waktunya dibanding bencana banjir tahun-tahun sebelumnya. Bencana banjir tahun sebelumnya rata-rata hanya berkisar antara 3-7 hari.
Regina juga mengatakan, dari hasil pantauan dilapangan, ada 5 Desa yang terparah mengalami banjir tahun 2025 ini, yaitu Desa Telang Baru mengalami banjir selama 2 bulan, Desa Tampu Langit 2 Minggu, Desa Kalinapu 1 Bulan, Desa Juru Banu dan Desa Muara Plantau lebih 1 bulan.
Lebih lanjut Regina mengatakan, dilihat dari lamanya banjir tentu hal ini berdampak pada warga masyarakat, baik dampak ekonomi akibat terbatasnya melakukan aktifitas pekerjaan, dampak layanan publik karena kantor desa, pelayanan kesehatan dan pendidikan juga terganggu akibat banjir. Dampak lainnya. adalah terjadinya kerusakan infrastruktur dan abrasi sungai.
Terkait dampak ekonomi, Yuriana, SH, MM, Kepala Seksi Rehabilitasi BPBD Damkar Barito Timur menyampaikan, ada 846 KK yang terdampak bencana banjir, dengan rincian Desa Telang Baru 115 KK, Desa Tampu Langit 38 KK, Desa Kalinapu 61 KK, Desa Juru Banu 186 KK dan Desa Muara Plantau 446 KK. Ini belum termasuk warga terdampak banjir di Desa Paku Beto dan Desa Bantai Napu.
Untuk meringankan beban ekonomi warga yang terdampak, Pemerintah Kabupaten Barito Timur memberikan bantuan logistik, ucap Yuriana
Bantuan juga datang dari Perusahaan SEM, BKI, SGM, Adaro Indonesia, Bank BPD, BRI, Indopenta, Kharisma Insan Kalimantan, BNJM dan beberapa perusahaan lainnya. Bantuan ini ada yang menyalurkannya secara langsung dan ada pula melalui BPBD Damkar Bartim, ucap Yuriana lebih lanjut.
Dari banyaknya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya semua warga terdampak banjir terakomodir mendapat bantuan logistik, ujarnya.
Sementara itu Roy Prihatenta, ST, MM, Kepala seksi Rekonstruksi BPBD Damkar Bartim menyampaikan bahwa Lamanya banjir menyebabkan infrastruktur jalan banyak yang berlubang, bahkan jembatan Titian di Desa Muara Plantau mengalami rusak parah.
Baik Regina, Yuriana dan Roy sependapat 5 Desa ini masuk dalam kategori memilikinresiko tinggi terhadap banjir. Kelimanya bermuara ke Sungai Barito sehingga ketika terjadi curah hujan tinggi (300mm – 500mm) pada bagian hulu Sungai Barito akan mempengaruhi debit air sungai yang melintasi kelima desa tersebut. Faktor ini menjadi catatan rekomendasi yang akan kami sampaikan ke Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bartim untuk diusulkan sebagai Desa Binaan menjadi Desa Tangguh Bencana, tutup mereka.
Pewarta : Yuliana – Roni
PT Palangka News Jaya Mandiri