PALANGKA -NEWS.CO.ID, KATINGAN – Upaya peningkatan literasi dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Katingan melalui kegiatan Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dan Pengembangan Perpustakaan Desa di Desa Telangkah, Kecamatan Katingan Hilir, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bagian Perpustakaan Kabupaten Katingan dengan tujuan memperkuat peran perpustakaan desa sebagai pusat belajar masyarakat (community learning center) yang inklusif, adaptif, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan warga.
Plt. Kepala Bagian Perpustakaan Kabupaten Katingan, Yosefa Jambang, menjelaskan bahwa konsep transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial tidak hanya menitikberatkan pada penyediaan buku dan bahan bacaan, tetapi juga pada pengembangan kapasitas masyarakat melalui kegiatan literasi produktif.
“Perpustakaan harus menjadi ruang hidup yang mampu mendorong masyarakat untuk berkreasi, berinovasi, dan menemukan peluang ekonomi dari pengetahuan yang mereka akses,” ujarnya.
Kepala Desa Telangkah, Duserman, menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut dan menilai sosialisasi ini relevan dengan kebutuhan masyarakat desa.
“Materi yang disampaikan sangat bermanfaat, karena mampu membuka wawasan warga tentang pentingnya literasi bagi peningkatan kualitas hidup,” katanya.
Kegiatan ini menjadi langkah awal penguatan sistem literasi desa yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya membaca dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning). Perpustakaan Desa Telangkah sendiri telah beroperasi secara rutin setiap hari kerja, Senin hingga Jumat, dengan fokus pada pengembangan layanan berbasis kebutuhan masyarakat lokal.
Sebagai narasumber, hadir perwakilan dari Dinas Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang memberikan materi tentang strategi penguatan kelembagaan perpustakaan desa dalam konteks inklusi sosial. Pendekatan ini menempatkan perpustakaan sebagai agen perubahan sosial yang tidak hanya menyediakan akses informasi, tetapi juga memperkuat partisipasi masyarakat dalam pembangunan berbasis pengetahuan.
Kegiatan tersebut menegaskan bahwa transformasi perpustakaan bukan sekadar perubahan fisik atau koleksi, melainkan perubahan paradigma — dari tempat menyimpan buku menjadi pusat pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan literasi, kreativitas, dan kesejahteraan.