PALANGKA-NEWS.CO.ID, PALANGKA RAYA – Sebuah terobosan unik datang dari sejumlah perusahaan tambang dan perkebunan sawit di Kalimantan Tengah. Mereka kompak patungan membangun jalan sendiri demi memperlancar akses logistik dan mobilitas masyarakat di wilayah operasionalnya.
Langkah swadaya sektor swasta ini langsung mendapat perhatian Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran. Dalam keterangannya, Gubernur mengapresiasi inisiatif tersebut sekaligus menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Kalau semua pihak bisa bergerak seperti ini, pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat, masyarakat juga langsung merasakan manfaatnya,” ujar Gubernur dengan nada optimis.

Pembangunan jalan ini melibatkan sejumlah perusahaan besar dan menelan biaya miliaran rupiah, tanpa menggunakan dana APBD maupun APBN. Jalan yang dibangun tidak hanya digunakan untuk keperluan industri, tetapi juga dibuka untuk umum, memudahkan akses desa-desa terpencil ke pusat kota.
Masyarakat menyambut positif langkah ini, menyebutnya sebagai contoh nyata tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang langsung dirasakan warga.
Maka dari itu, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran meminta perusahaan di sektor tambang, perkebunan, dan perhutanan untuk patungan membangun jalan khusus. Langkah ini diambil agar kendaraan berat mereka tidak lagi melintasi jalan negara dan menyebabkan kerusakan akibat muatan berlebih atau over dimension over loading (ODOL).
“Kami usahakan perusahaan yang ada di sana membentuk konsorsium, tetapi ternyata tidak jalan-jalan. Kami upayakan (jalan khusus) tetap terbangun,” kata Agustiar usai menghadiri kegiatan di Universitas Palangka Raya, Senin (11/8/2025).
“Sumber anggarannya dari business to business (B to B) atau pelaku usaha sendiri, bukan dari APBD maupun APBN,” tegasnya.
Senada Kadis PUPR Kalteng mengatakan Truk ODOL Marak Melintas di Kalteng Bikin Jalan Rusak, Pemprov Keluhkan APBD Terkuras Juni Gultom, mengungkapkan pembangunan jalan khusus sepanjang 100 kilometer itu akan terbentang dari Kabupaten Gunung Mas hingga Desa Lahei Mengkutup, Kabupaten Kapuas.
Jalur ini akan dibangun di atas lahan baru maupun memanfaatkan jalan konsesi perusahaan yang sudah ada. “Jalan itu khusus untuk kendaraan industri non-umum seperti pertambangan, perkebunan, dan perhutanan,” ujarnya.
Perencanaan pembangunan diperkirakan memakan waktu hingga satu tahun. Setelah rampung, jalan khusus ini diharapkan mengurangi lalu lintas kendaraan berat di jalan provinsi serta mencegah kerusakan berulang akibat ODOL.

Apa yang dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Kalteng, Yulindra Dedy, menambahkan trase khusus akan menghubungkan simpang Sungai Hanyu (Kabupaten Kapuas) hingga Muara melalui anak Sungai Kapuas ke Lahei Mangkutup.
Jalur ini juga akan terkoneksi dengan Pelabuhan Batanjung di Sungai Kapuas, sehingga mempermudah distribusi hasil sumber daya alam dari wilayah tengah dan timur Kalteng. “Trase khusus ini memang dikhususkan untuk angkutan sektor pertambangan, perhutanan, dan perkebunan agar tidak lagi melintasi jalan negara,” kata Dedy.
Pewarta. : Tim redaksi
PT Palangka News Jaya Mandiri