PALANGKA-NEWS.CO.ID, LAMANDAU – — Sudah dua minggu terakhir masyarakat Kabupaten Lamandau dihadapkan pada persoalan pelik: kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini bukan hanya mengganggu aktivitas warga, namun juga memicu kenaikan harga eceran yang drastis dan memberatkan. (23-10-2025).
Berdasarkan pantauan di lapangan, harga Pertalite di tingkat pengecer kini menembus Rp15.000 per liter, sedangkan Pertamax melonjak hingga Rp18.000 per liter. Padahal, harga resmi jauh di bawah angka tersebut. Namun karena pasokan di SPBU sangat terbatas, masyarakat terpaksa membeli di pengecer dengan harga tinggi.
Kelangkaan yang berkepanjangan ini membuat antrean kendaraan di SPBU mengular hingga berjam-jam, bahkan tak jarang stok BBM habis sebelum seluruh antrean terlayani. Banyak warga mengeluh harus datang sejak dini hari, namun tetap pulang dengan kekecewaan.
Suara Warga: “Susahnya Minta Ampun!”
Keluhan datang dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk warga Lamandau, Kristoforus Mayela, yang menyampaikan kondisi nyata di lapangan:
> “Memang benar BBM langka dan susahnya minta ampun. Jangankan di SPBU, di eceran pun juga susah mendapatkan BBM, meskipun harganya sudah melambung. Kami sangat terpukul dengan kondisi seperti ini.” — Kristoforus Mayela, Warga Lamandau
Pernyataan tersebut mempertegas bahwa situasi ini bukan sekadar ketidaknyamanan, melainkan krisis ketersediaan energi yang memengaruhi mobilitas dan perekonomian masyarakat.
Pelaku usaha transportasi, pedagang keliling, hingga nelayan darat mengaku mengalami beban modal dua kali lipat akibat lonjakan biaya bahan bakar. Pemerintah Daerah Diminta Bertindak Cepat
Berbagai pihak mendesak pemerintah daerah bersama Pertamina untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi kelangkaan ini. Pengawasan distribusi yang ketat dan penindakan terhadap oknum pengetap menjadi tuntutan utama masyarakat.
Jika kondisi ini terus berlangsung, dikhawatirkan aktivitas ekonomi masyarakat semakin lumpuh, terutama sektor transportasi dan perniagaan yang sangat bergantung pada ketersediaan BBM. (MBR/TMJ Biro Lamandau)